The Possibility of Writing with Samsung
Oleh: Ahmad Kusairi - IGU HSU
Berawal dari bergabungnya dengan Ikatan Guru Indonesia daerah Hulu Sungai Utara yang sebenarnya hanya sebuah kebetulan dan mungkin bisa dibilang suatu keberuntungan. Bagaimana tidak, seseorang yang awalnya hanya guru biasa yang tugasnya hanya mengajar dan melaksanakan beberapa tugas tambahan yang diamanatkan atasan kepadanya. Menjadi bagian dari organisasi besar sebesar IGI tidak pernah terpikirkan dibenaknya apalagi menjadi salah satu bagian penting dalam organisasi tersebut. Dibenaknya hanya terlintas suatu kesyukuran yang amat dahsyat, mungkin inilah jawaban dari doa yang pernah terpanjat beberapa tahun yang silam.
Pada akhir bulan ketiga setelah bergabung dengan IGI, muncul keinginan untuk ikut Training of Trainers IGI di Surabaya, tapi senyum di bibir seakan menertawakan hati yang bermimpi terlalu jauh. Aneh...
Beberapa hari kemudian, dengan hati yang seakan tidak percaya, Ketua IGI HSU yang menjadi Great Leaders memercayakan untuk mengikuti TOT literasi di Surabaya. Sekali lagi di benaknya hanya terlintas suatu kesyukuran yang amat dahsyat, mungkin inilah jawaban dari keikhlasan yang selama ini dilakukan dalam IGI.
Saat keberangkatan, segala keraguan dan ketakutan seakan kalah dengan keyakinan dan harapan memperoleh sesuatu yang pasti sangat berharga. Sesampainya di Surabaya, awalnya merasa seperti hanya sebuah gelas kecil yang tidak terisi penuh, jauh dari para peserta daerah lain yang sudah menjadi gelas besar dan bahkan isinya penuh. Memang IGI penuh dengan guru-guru hebat dan berprestasi di ajang nasional dan Internasional.
Beberapa jam setelah mengikuti TOT semuanya mulai berubah derajat demi derajat, motivasi dan perlakuan para PP IGI, mentor, peserta dan semuanya sangat jauh dari bayangan sebelumnya. Mereka semua orang besar tapi ternyata merka suka membaur dengan orang-orang kecil yang berasal dari pelosok Indonesia.
Disini benar-benar diajarkan sesuatu yang sangat berharga, "Sharing and Growing Together" yang tidak ada yang tidak diajarkan di tempat manapun dan di organisasi manapun di seluruh Indonesia.
Disini dikenalkan dengan Samsung, Garuda, Dirjen GTK, LPMP Surabaya, Sagusanov, Sagusatab, Sagusakti dan beberapa Sagu lainnya yang kesemuanya memiliki tujuan yang sama untuk mencerdaskan guru Indonesia. Yakin saja bahwa hanya organisasi besar yang bisa bekerjasama dengan perusahaan dan orang-orang besar.
Terima kasih Garuda, terima kasih Dirjen GTK, terimakasih LPMP Surabaya, terima kasih para mentor, terima kasih para guru guru hebat, terima kasih semua teman yang telah mampu membuat gelas yang awalnya kecil dan tidak terisi, menjadi gelas yang besar yang mulai di isi dengan keikhlasan.
SAMSUNG yang sebelumnya hanya sebagai sarana komunikasi, yang kecanggihannya terbuang dengan sungguh mubazir, yang fitur-fitur didalamnya tidak pernah dimanfaatkan seperti harapan para pembuatnya, beberapa yang aplikasi yang dimanfaatkanpun bercampur dengan hal-hal aneh dan bahkan hanya menjadi trend ikut-ikutan.
Ternyata banyak kemudahan yang telah lama dibenamkan diproduk Samsung yang belum termanfaatkan maksimal khususnya terkait literasi produktif. Jika seseorang disuruh menulis pasti hal yang pertama dikatakannya adalah bingung tidak bisa malas menulis dalam berbagai macam alasan untuk menghindari jari-jemarinya melakukan hal yang membosankan. Tapi saat seseorang disuruh bicara tanpa aba-aba dan bahkan tanpa rambu-rambu, seseorang akan dengan mudahnya berbicara tanpa henti, bertanya, curhat, menjelaskan sesuatu, bahkan hanya membicarakan hal-hal yang sebenarnya tidak penting sama sekali.
Ternyata hal tersebut sudah dipikirkan dan diberikan solusi oleh Samsung dan hal ini pula yang digagas oleh Sekjen IGI Mampuono dengan kenalnya "Menemu Baling", menulis dengan mulut dan membaca dengan telinga.
Ini sangat menarik dan mungkin menjadi solusi jitu untuk menjawab dan menepiskan semua alasan para guru untuk membudayakan literasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang pertama akan ditularkan kepada guru guru di daerah.
Menulis itu tidak sulit, menulis itu sangat mudah, menulis itu tidak ribet, menulis itu tidak membosankan, menulis itu tidak perlu tempat khusus, menulis itu tidak perlu waktu yang tepat, manusia itu tidak perlu pena, menulis itu tidak perlu kertas, menulis itu tidak perlu ini, menulis itu tidak perlu itu. Hanya dengan SAMSUNG menulis itu menyenangkan.
Mudahnya Menulis dengan Samsung.
Kedapan, sebuah tujuan dan jalan seakan terbentang dihadapan. Jalan berlobang, batu terjal, genangan air tidak akan pernah menyurutkan semangat untuk mewujudkan budaya literasi guru dan siswa Indonesia, karena dengan itu pendidikan yang sebenarnya akan berjalan dengan jalur yang telah ditentukan.
Hanya pendidikan yang bisa merubah dunia, bukan uang, bukan kekuatan, bukan kekuasaan, bukan apapun selain pendidikan.
Write of Samsung Tab A8.
Salam literasi dari saya, Ahmad Kusairi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar